Dia menekankan kepada para advokat yang hadir bahwa fakta yang ada memang menunjukkan bahwa untuk membubarkan suatu ormas harus melewati tahapan yang sudah diatur.
Oleh karena itu, ketika pemerintah nantinya mengeluarkan Kepres dan Perppu untuk membubarkan suatu ormas, maka adalah suatu langkah yang keliru dan beliau mengajak rekan-rekan advokat untuk menjadi garda terdepan dalam meluruskan kesalahan itu.
“Kalau pemerintah salah, maka kita yang memperbaikinya”, tandas beliau.
Suharmansyah, SH,MH tidak banyak memberikan tanggapan. Beliau hanya mengingatkan para advokat yang hadir tentang langkah kedepan yang akan ditempuh setelah ini. Untuk HTI, Ulama dan ormas islam lainnya. “Setuju?”, tanya beliau retoris. “Setujuu”, jawab hadirin.
Bpk. Asep Ruhiat, S.Ag,MH lebih menyentuh dan heroik lagi karena baginya hadir dalam acara ini sebagai bentuk persaudaraan sesama muslim yang beliau tunjukkan. ”
Saya Muslim, Saya siap membela HTI, muslim itu bersaudara. Saya advokat muslim, saya siap membela sampai tetes darah penghabisan, HTI tetap harus berjaya. Bahwa Islam Rahmatan lil ‘Alamin”, ucap beliau yang disambut riuh oleh para hadirin.
Sedangkan Bpk. Saut Marulitua Manik, SH.I,MH menyampaikan bahwa beliau memang cukup lama beradaptasi dgn HTI yakni sejak kuliah semester 3 dan sering berkomunikasi dengan teman-teman HTI. Beliau menyampaikan bahwa sejauh pengalamannya, beliau tidak melihat HTI itu terlarang bahkan justru membantu Indonesia. “HTI sangat membantu NKRI, HTI sangat mendidik kita semua,” jelas beliau.
Beliau juga menyampaikan bahwa siap untuk membela ormas, tokoh islam serta ulama.
“Melihat kriminalissai terhdap ormas, ulama, tokoh islam, saya secara pribadi, siap untuk membela HTI, serta para ulama yang dikriminasisasi,” tambah beliau.
Sedangkan Buya Hasan Basri, S.Ag,SH,MH yang juga muballigh ini menyampaikan tentang Surat Ali Imran Ayat 102-103 yang berbicara tentang persatuan yang beliau kaitkan dengan pertemuan malam itu.
“Saya lihat disini ada kaitannya dengan ayat diatas. Kita bertekad, selaku advokat muslim, untuk membela HTI sampai titik darah penghabisan. Saya mengutip ucapan Asep Ruhiat tadi (sampai titik darah penghabisan, red)”, tegas beliau.
Beliau juga mengutip ceramah Alm. Zainuddin MZ. “Hidup adalah perjuangan, berani hidup harus berjuang, tidak ingin berjuang tidak usah hidup,” ucap beliau dengan lantang.
Terakhir, beliau menutup testimoninya dengan menyampaikan dua hal, pertama, apabila ada pembubaran secara legal, maka beliau mengajak hadirin untuk melakukan pembelaan dan yang kedua beliau menyampaikan sebagai advokat akan membantu sesuai kemampuan yang dimiliki.***(Heri )