Duri(SegmenNews.com)- Dinas Kesehatan (DIskes) Kabupaten Bengkalis melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) terus melakukan inspeksi terhadap faktor lingkungan yang menjadi tempat perkembangbiakan (breeding place) nyamuk Aedes aegypti.
Kemarin, Kamis, 26 Oktober 2017, inspeksi tersebut dilakukan di Kelurahan Gajah Sakti, Kecamatan Mandau. Tim inspeksi tersebut langsung dipimpin Kepala Bidang P2P, Alwizar.
Adapun tim inspeksi yang ikut mendampingi Alwizar, diantaranya Asri Agustien (Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dimas) dan Siti Fitria (Pengelola Program DBD Diskes).
“Dipilihnya Gajah Sakti karena kasus DBD di kelurahan ini kasus DBD-nya tertinggi,” jelas Alwizar.
Masih kata Alwizar, inspeksi faktor lingkungan ini dilakukan agar dapat diketahui dimana permasalahan sebenarnya.
“Kemudian kita berikan solusinya kepada UPT Puskesmas, Lurah dan maupun Tim Penggerak PKK Kelurahan,” jelasnya.
Menurut Alwizar, tingginya kasus DBD di Gajah Sakti, karena hampir di setiap rumah penduduk terdapat penampungan air hujan yang terbuka dan tidak dikuras dalam waktu lebih dari 7 hari.
“Bentuknya macam-macam. Ada drum bekas, gentong dan ada juga kaleng cat bekas. Alasan warga pun beragam pula. Ada yang untuk cucian motor, air minum ternak dan ada juga untuk menyiram tanaman,” imbuhnya, seraya menambahkan kesemua penampungan tersebut ditemui positif ada jentik nyamuk Aedes aegypti.
Namun, setelah dijelaskan dan atas persetujuan pemilik rumah, air tersebut langsung dibuang dan pinggirnya dibersihkan pakai sapu lidi agar telur nyamuknya ikut dibersihkan.
“Mereka juga langsung kita berikan penyuluhan di tempat tentang bahaya penyakit DBD. Alhamdulillah mereka dapat memahaminya dan mendukung upaya yang kita lakukan,” paparnya.
Di bagian lain Alwizar menjelaskan, tahun 2016 lalu pada periode prevalenceyang sama, terjadi jumlah total kasus (IR) Penyakit DBD sebanyak 909 kasus dengan 12 kematian (AR=131,23 per 100.000).
“Jika melihat trend kasus sampai dengan bulan Oktober 2017 ini, estimasi kita paling tinggi 150 kasus, sebab partisipasi masyarakat dalam melakukan 3M Plus sudah sangat baik. Kader kita juga terus dan semakin giat melakukan penyuluhan di lapangan,” tutup Alwizar.***(Edi)