“Logika apa yang anda pakai ? Saya perempuan yang bekerja dan sekaligus mengurus rumah tangga, membesarkan anak anak saya, sangat paham bagaimana bertanggungjawab.
Hampir hampir seluruh masyarakat Riau ini membaca perkembangan persidangan ini dengan seksama, akan mengatakan adalah sangat tidak pantas anda mengorbankan bawahan dan anda muncul seolah olah bersih.
Padahal sebaliknya, andalah intelektual dader, andalah pelakunya. Anda tidak ubahnya sebagai burung unta yang membenamkan kepala ke dalam pasir, karena anda tidak sanggup melihat kenyataan. Andalah yang memecahkan cermin karena anda tidak sanggup melihat muka buruk kelakuan anda sendiri,” lanjutnya
Dikatakan Deyu, bukan hanya dirinya yang dijadikan tumbal olehnya, tetapi ada empat orang perempuan lainnya yang telah menjadi korbannya, dan selanjutnya akan ada lagi korbannya.
Mereka semua tidak ada yang ikhlas menjadi korban kepemimpinan yang penuh keculasan.
“Majelis hakim yang mulia. Dakwaan kepada saya adalah dugaan menyelewengkan anggaran Dispenda, yang faktanya saya sebagai eselon IV pasti tidak akan pernah melakukan itu. Pemikiran yang paling sempitpun tidak akan tidak akan senaif itu. Advokat yang membela saya sudah melampirkan semua bukti dan peraturan, menyatakan tegas bahwa saya tidak punya kewenangan apapun untuk mengeluarkan kebijakan, dan apa lagi mempergunakan anggaran dinas tanpapersetujuan kepala dinas,” lanjutnya.
