Jelang Idul Fitri Suku Akit di Kuala Kampar

Kuala Kampar(SegmenNews.com)- Suku Akit merupakan salah satu suku asli yang mendiami beberapa Pulau di Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti dan Kabupaten Pelalawan.

Suku ini memiliki kebudayaan yang masih tertinggal, dan masih digolongkan sebagai masyarakat terasing. Mereka kebanyakan menghabiskan hidup diatas rumah rakit, yang sehari hari bekerja menangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan, berburu binatang dan membuat sagu.

Suku ini tidak terlalu suka berhubungan dengan penduduk lain, karena kecenderungan untuk mempertahankan identitas. Sedangkan keyakinan yang dianut oleh mayoritas anggota suku Akit ini adalah Animisme atau penganut aliran kepercayaan, walau sebagiannya sudah memilih Islam dan Kristen sebagai agama yang dianutnya.

Di Kabupaten Pelalawan, Suku Akit mendiami wilayah pesisir pantai Pulau Mendol, tepatnya di Desa Sungai Upih dan Desa Teluk, Kecamatan Kuala Kampar. Sebagian besar masih bertahan di pinggiran peradaban dan masih mempertahankan tradisi menghabiskan hidupnya di rumah rakit mencari ikan di tengah laut.

Namun tidak sedikit anggota suku Akit ini yang sudah membaur dengan kehidupan masyarakat di Kecamatan Kuala Kampar lainnya. Sebagian ada yang tersentuh program Pemerintah, namun tidak sedikit masih bertahan dengan predikat keterasingannya.

“Sebagian ada yang sudah menetap dan membaur dengan masyarakat Kuala Kampar lainnya, namun masih banyak juga yang masih tinggal di rumah rakit, hidup di atas laut, makanya ada sebutan suku Akit (Rakit) atau suku laut,” terang Tokoh muda Muslim Kuala Kampar, Dedi Azwandi kepada SegmenNews.com baru-baru ini.

Menurut Dedi, dari sebagian masyarakat Suku Akit yang memilih untuk menetap di darat, berangsur angsur kebudayaan mereka pun berubah. Kepercayaan animisme mulai ditinggalkan dan berganti keyakinan dengan memeluk salah satu agama, seperti agama Islam.

“Di Desa Sungai Upih, tahun semalam sudah ada 48 KK yang sudah memeluk Agama Islam, setiap tahun ada saja anggota dari Suku Akit ini yang menjadi Mualaf. Baru baru ini ada 14 orang yang dituntun untuk mengucapkan dua kalimat shahadat,” beber Dedi.

Dan yang menjadi kebahagian bersama terutama bagi pengurus yayasan mualaf ar-risalah Kabupaten Pelalawan adalah pada tahun ini, merupakan tahun yang kedua masyarakat suku akit merasakan indahnya Bulan Suci Ramadhan dan Hari Kemenangan Idul Fitri Tahun 1439 H yang akan dilaksanakan pada 1 Syawal nanti.

Menanggapi rasa syukur itu, Yayasan Ar-risalah Kabupaten Pelalawan mengadakan beka bersama dengan seluruh mualaf suku sakit yang berada di Desa Sungai Upih dan Desa Teluk, Kecamatan Kuala Kampar.

“Selain buka bersama, kita juga menyalurkan sembako dari berbagai pihak yang terkumpul di yayasan Ar-risalah,” jelas Dedi yang juga pengurus yayasan mualaf Ar-risalah.

Dengan terlaksananya kegiatan ini, pihaknya (Yayasan Ar-risalah-red) berharap kegiatan tersebut menjadi agenda yang perlu di perhatikan oleh sumua pihak setiap tahunnya.

“Selain bisa membantu sesama, kegiatan ini juga sangat berguna bagi kita sesama muslim. Dan rencana kita kedepan, disini kita akan menambah da’i untuk membimbin seluruh mualaf yang sedang sangat membutuhkan ilmu Agama Islam, mudahan dengan kehausan Ilmu para mualaf disini doanya di ijabah oleh Allah SWT,” harap dedi mengakhiri.

Turut hadir dalam kegiatan Bika bersama tersebut, Ketua yayasan mualaf Ustad Gohan Matondang beserta Wakil Dedi Azwandi, Wakapolsek Ipda Budi, ketua Upz basnas kuala kampar H. Hairudin, SekDes Teluk Herianto, Pengurus mualaf Kecamatan Kuala Kampar dan antusias seluruh mualaf di Kecamatan Kuala Kampar. *** (Ris)