Pesona Tanjak Bambu Asal Rohul ini Mampu Memikat Kalbu

Pengrajin tanjak berbahan bambu

Rohul(SegmenNews.com)- Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Riau yang patut berbangga. Kabupaten yang dijuluki Negeri Seribu Suluk ini memiliki banyak pesona alamnya.

Selain pesona alam yang memikat. Kabupaten ini juga memiliki berbagai peninggalan sejarah, seperti Benteng Tujuh Lapis yang berada di Kecamatan Tambusai. Serta objek wisata Sipogas yang berada di Kecamatan Rambah, Desa Silang Jaya.

Desa Silang Jaya inilah salah satu desa yang membawa nama Rohul menjadi Kabupaten yang patut dibanggakan di Indonesia, khusunya di Provinsi Riau. Warga di desa ini memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.

Hingga mampu “menyulap” bambu menjadi tanjak bambu yang mempesona serta mampu memikat kalbu (hati).

Bentuk dan cara pengerjaan tanjak bambu inipun terlihat unik. Sekilas terlihat gampang, tapi kenyataanya susah. Dibutuhkan inovasi serta kreatifitas untuk menjadikan anyaman tanjak bambu ini agar bernilai jual, serta dapat memikat hati masyarakat luas.

Salah seorang pengerajin anyaman bambu, Elpian Hasibuan (33) menceritakan, dalam pembuatan satu buah tanjak bambu hanya membutuhkan waktu dua hari saja.”Tergantung cuaca bang. Kalau terik matahari bagus, dua hari bisa rampung,” terangya, Kamis (6/8) kemarin di Desa Silang Jaya, tempat pembuatan tanjak.

Wargal asal Kabupaten Labuhan Batu, Sumut ini menambahkan, selain anyaman tanjak bambu, pihaknya bersama 15 rekannya juga mebuat anyaman peci, tempat tisu, lampu hias serta topi caddy.

“Kita (penganyam) ada 16 orang. Terdiri dari perempuan dan laki-laki. Dan kru ini dibawah naungan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Silang Jaya. Dan yang memberi dananya juga Bumdes,” terangya didampingi Kepala Desa Silang Jaya, Yuherman Daulay.

Ditambahkanya Elpian, bahan yang digunakan untuk mebuat anyaman adalah bambu ‘tali’, pewarna tekstil, lem banteng, pernis, lem fox, rotan dan busa.Dan untuk persediaan bambu tali ini masih banyak ditemukan di Desa Silang Jaya.

”Kalau buat tanjak bambu dan karya lainnya, pertama kita harus mengambil bambu terlebih dulu. Kemudian dibelah, dijemur, diracik dan diberi pewarna. Setelah kering, barulah dilakukan penganyaman,” terangnya, sembari menyampaikan untuk satu batang bambu dengan panjang 4 meter, bisa dijadikan 9 buah tanjak bambu. Dan satu tanjak diberi harga Rp60 ribu.

Kendala Dana dan Pemasaran

Anyaman tanjak Bambu yang memiliki daya tarik itu, ternyata memiliki kendala dana dan pemasaranya. Bahkan, sampai saat ini Kepala Desa Silang Jaya, Yuherman terus gencar mempromosikan hasil karya milik warganya itu.

“Anyaman bambu ini memang disambut baik oleh Pemerintah Daerah Rokan Hulu (Pmekab Rohul) dan pemerintah Provinsi Riau. Bahakan, tanjak bambu dan anyaman lainnya sudah pernah kita perkenalkan di Masjid Agung Islamic Center Pasir Pengaraian. Tetapi hasil penjualanya belum memuaskan,”bebar Kades.

Selain memasarkannya di Lokasi Islamic Center, Yuherman juga sudah mempromosikan hasil karya warganya itu ke Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution baru-baru ini. Dan Wagubri berjanji akan menjadikan tanjak bambu asal Rohul itu untuk dipakai oleh pegawai di lingkungan Provinsi Riau pada waktu tertentu.

Tanjak bambu ini, lanjutnya, sudah diperkenalkan ke berbagai pejabat. Mulai dari Bupati Rohul, Sukiman, Sekda Rohul, Abdul Haris, Kapolres Rohul, dan terakhir ke pak Wagubri.

“Mudah-mudahan dengan gencarnya kita mempromosikan tanjak bambu ini, pengerajin anyaman bambu yang ada di desa kita bisa sejahtera.Dan melalui karya anyaman ini, diharapakan bisa membawa nama Rohul menjadi harum di tingkat Nasional dan internasional,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwista dan Kebudayaan (Disparbud), Drs Yusmar M.Si menyampaikan rasa bangganya atas keratifitas dan inovasi yang dimiliki warga Desa Silang Jaya.

“Pertama kita bangga dengan inovasi mereka. Tetapi yang perlu kita tekankan adalah semangat juang. Artinya, semua pekerjaan itu harus dijalani dengan penuh kesabaran. Dan sutau saat pasti akan menuai keberhasilan,” pesan Yusmar, Sabtu (10/8) via ponselnya.

Yusmar menambahkan, terkait karya anyaman tanjak bambu tersebut, pihak Disparbud juga sudah melakukan strategi pengenalan kepada semua pihak.” Yang Jelas, pihak kita juga gencar mempromosikannya. Hanya saja dalam hal ini, sangat dibutuhkan kesabaran. Dan saya yakin karya anyaman bambu asal desa Silang Jaya ini akan diminati masyarakat luas,” ungkapnya yakin.***(ber)