Meranti(SegmenNews.com)- Dinamika politik di Kepulauan Meranti dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak tahun ini begitu dinamis. Bahkan, dinamika tersebut sampai mengarah ke isu provokasi soal calon boneka.
Dimana pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Hery Saputra dan Muhammad Khozin yang diterpa rumor tidak sedap itu.
Pasalnya mantan PNS dan anggota DPRD ini disinyalir hanyalah calon boneka yang sengaja dimunculkan oleh Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir yang bertujuan untuk mempertahankan tampuk kekuasaan dan dinasti politiknya.
Heri Saputra SH atau yang akrab dipanggil Erga merespon sambil tertawa dan membantah tegas rumor yang berkembang.
Menurut Hery, rumor bahwa dirinya calon Bupati boneka itu sengaja dihembuskan oleh pihak lawan dan pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menurunkan kepercayaan masyarakat.
Dia begitu yakin isu mengenai calon boneka hanya dipakai untuk black campaign alias kampanye gelap.
“Ini adalah isu yang tidak bertanggungjawab yang dilemparkan kepada kami. Indikasi seperti itu sudah kami tangkap jauh-jauh hari yang berkaitan dengan adanya ketakutan lawan,” kata Hery.
Menurut Heri bahwa keberanian dirinya maju sebagai calon Bupati kepulauan Meranti dengan mengorbankan karir ASN yang sedang cemerlang 20 tahun sisa masa pengabdian, adalah sesuatu yang tidak masuk akal kalau dirinya maju itu disebabkan faktor-faktor yang tidak rasional.
Baginya tantangan untuk maju sebagai bupati itu disebabkan dia mempunyai kapabilitas sebagai kepala daerah dan keyakinannya bahwa dirinya mampu untuk memimpin kabupaten terbungsu di provinsi Riau ini. Dengan sejumlah pengalaman yang pernah dirasakan sebagai ASN, pimpinan partai politik, staf ahli DPRD, di organisasi, dan pengalaman- pengalaman lain di masyarakat, cukup untuk meyakinkan dirinya bahwa Kepulauan Meranti bisa berkembang dengan baik di bawah kepemimpinannya.
“Saya the riil Bupati bukan calon Bupati boneka yang dihembuskan oleh lawan politik. Secara pribadi karena saya berlatarbelakang ASN dan dan pernah pernah bertugas di beberapa tempat di OPD. Dan tentu secara emosional saya tidak hanya mengenal karakter dan kepemimpinan Bupati Irwan saat ini, namun saya juga mengenal dan mengetahui persis kelebihan dan kekurangan dari Bupati Irwan hari ini,” ujarnya lagi.
Terkait kelebihan yang dimiliki Bupati Irwan selama memimpin Kepulauan Meranti tentu terdapat beberapa kelemahan, dan itu diyakini dirinya bisa menutupi, memperbaiki dan menyempurnakan hal tersebut.
“Patut kita apresiasi capaian-capaian yang sudah diraih oleh Bupati Irwan selama 2 periode namun terkait kelemahan dan kekurangan tentu setiap manusia dan pemimpin manapun di dunia pasti memiliki kelemahan dan kekurangan dan saya meyakini kelemahan dan kekurangan Irwan itu bisa disempurnakan,” kata Hery.
Hery tentu menyadari bahwa kedekatan dirinya secara emosional atau hubungan antara atasan dan bawahan dengan Bupati Irwan dijadikan lawan politik untuk menyerang itu bukan persoalan yang dikhawatirkan.
Menurut Hery, sebab ketika kekuasaan dan kepemimpinan itu berhasil diraih maka beliau tentu adalah pemegang kendali penuh untuk kebijakan pembangunan daerah di Kepulauan
Meranti dan tidak ada satupun yang bisa memberikan intervensi kecuali berdasarkan konstitusi dan diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dikatakan Hery seorang bupati boneka tidak punya kemampuan dan hanya dikendalikan oleh pihak lain. Sementara segudang pengalaman yang dimilikinya sudah mampu untuk memimpin daerah.
Adapun pengalaman yang dimiliki Heri dari semua sektor yang sudah pernah digelutinya adalah modal besar bagi dirinya untuk memimpin daerah yang heterogen dan terdiri dari suku-suku dan ras ini mulai dari, pendidikan agama, urusan sosial kemasyarakatan, ekonomi pemerintahan, legislatif dan kepeduliannya soal budaya.
“Untuk itu marilah kita berpolitik secara santun tidak saling menjatuhkan karena setiap calon adalah putra-putra terbaik daerah ini,” pungkasnya.(Ags)