Senyum Sumringah Peserta Sunatan Massal di Kala Pandemi

Senyum Sumringah Peserta Sunatan Massal di Kala Pandemi

SUNATAN massal biasa dilakukan di Indonesia bagi anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Acara sunatan massal sekarang ini memang tak lagi dilakukan di bedeng-bedeng sederhana. Belakangan, kegiatan ini dilakukan di ruangan tertutup, seperti ruang pertemuan, puskesmas, balai desa, poliknik dan lainnya untuk kebersihan dan kenyamanan peserta sunat.

Masa pandemi Covid-19 pun tak menghalangi Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan PT Asia Pacific Rayon (APR) mengadakan kegiatan sunatan massal pada 130 anak di 7 desa, yaitu Desa Lalang Kabung, Desa Sering, Desa Makmur, Pangkalan Kerinci Barat, Pangkalan Kerinci Kota, Pangkalan Kerinci Timur, Kabupaten Pelalawan serta kampung dari Kabupaten Siak, yaitu Simpang Perak Jaya dan Kampung Makmur. Semua daerah ini berada di sekitar daerah operasional RAPP dan APR.

Sunatan tetap dilaksanakan di pusat pelayanan kesehatan di desa-desa dengan tenaga yang profesional dan menerapkan protokol kesehatan yang jelas untuk mencegah penularan Covid-19.

Para peserta datang secara bergantian untuk menghindari keramaian. Sebelum memasuki puskemas atau poli kesehatan, mereka harus menggunakan masker, mencuci tangan dan melakukan pemeriksaan suhu tubuh.

Senyum Sumringah Peserta Sunatan Massal di Kala Pandemi

Antusiasme para peserta terlihat di saat mereka datang mendaftar. Mereka dengan senyum sumringah tampak siap untuk disunat. Tak ada sedikitpun keraguan dan ketakutan dari mereka. Kebahagiaan pun terlihat dari para orang tua yang mendampingi anak mereka. Tersirat ekspresi wajah lega saat anak mereka akan disunat dan gratis. Beban pun semakin terasa ringan.

Kendati demikian, tak sedikit dari ratusan anak usia sekolah dasar itu menangis dan meronta saat akan disunat. Namun, orang tua mereka tetap sabar menyemangati dan mendampingi para anak dengan mengucapkan “Tidak apa-apa, sakitnya hanya sebentar”, kata Ayah peserta dari Desa Sering, Abu Bakar (52) ketika memegang tangan anaknya, Hafidzul (10) karena cemas saat prosesi sunat.

“Sebentar lagi selesai, sakitnya kayak digigit semut saja kok,” kalimat itu ia bisikkan ke telinga anak laki-laki kebanggaannya.

Baginya, kegiatan ini sunatan massal ini sangat bermanfaat. Terutama di saat pandemi seperti ini dimana penghasilannya sebagai nelayan, hanya cukup untuk makan. Untuk keperluan lain, kata Abu Bakar, belum bisa terpenuhi.

“Tentu kami bersyukur adanya sunatan massal ini, karena sangat membantu. Kami tak perlu mengeluarkan biaya,” ujar Abu Bakar ketika ditemui di Polindes Sering, Kecamatan Pelalawan, baru-baru ini.

CD Manager RAPP, BR Binahidra Logiardi mengatakan kegiatan ini merupakan wujud kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap warga sekitar. Sejak pandemi, banyak warga yang terdampak terutama di segi finansial.

“Kami berharap sunatan massal ini bisa meringankan beban warga dan kita tetap menerapkan protokol kesehatan selama kegiatan dengan tidak mengumpulkan peserta dalam 1 ruangan, tetapi diatur secara bergantian untuk disunat, seperti satu ruangan untuk satu orang,” jelasnya.

Program sunatan massal turut berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 mendatang. Program tersebut adalah meningkatkan kualitas pendidikan dan akses kesehatan bagi masyarakat. ***