Rohul(SegmenNews.com) – Sebanyak 81 peserta mengikuti pelatihan teknis budidaya kelapa sawit melalui program pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit tahun, di gelar Hotel Grand Elite, Pekanbaru, Senin 13 Mei 2024.
Kegiatan ini merupakan sumber dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tahun anggaran 2023.
Acara tersebut dibuka Kadis Perkebunan Provinsi Riau Dr Syahrial Abdi AP MSi, dihadiri Eva Lizarmi SP ketua sekretariat tim PSDMPKS, Kadisbun Siak, dan Ketua dan pengurus KUD.
Kadisnakbun Rohul CH Agung Nugroho dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini diikuti oleh 81 peserta dengan 5 kelembagaan yaitu KUD Bangkit Usaha Makmur Desa Bencah Kesuma Kec Kabun sebanyak 33 orang, KUD Bangkit Usaha Makmur Desa Bukit Intan Makmur Kec Kunto Darussalam sebanyak 13 orang,KUD Tujuh Permata Desa Bagan Tujuh Kec Kunto Darussalam sebanyak 6 orang,Forum Petani Sawit Swadaya Semarak Mudo Desa Tandun Kecamatan Tandun Sebanyak 2 orang dan Forum Petani Sawit Swadaya Tayo Barokah Desa Tapung Jaya dan Dayo Kec Tandun sebanyak 27 orang.
“Dengan adanya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pekebun sehingga dapat meningkatkan hasil produksi tanamannya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan,” ucap Kadisnakbun.
Tahun 2023 Kabupaten Rokan Hulu baru pertama sekali melaksanakan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelapa Sawit (PSDMPKS) yang bersumber dana dari BPDPKS. Kabupaten Rokan Hulu dengan luas wilayah mencapai 722,978 Ha, didominasi oleh Perkebunan Kelapa Sawit yang mencapai ±423,160 Ha (Data Luasan Perkebunan Kab. Rokan Hulu-WRI Indonesia).
“Sedangkan untuk jumlah kelompok tani yang ada hingga tahun 2021 mencapai ± 2.532 kelompok (Data Simluhtan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura,2021) Dari Luasan tersebut diatas tergambar bahwa perekonomian di Kabupaten Rokan Hulu sangat dipengaruhi oleh kondisi harga TBS dan harga komoditi perkebunan lainnya,” tambahnya.
Luasnya areal perkebunan tersebut belum sebanding dengan jumlah produksi yang dihasilkan, mengingat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat pekebun itu sendiri, seperti : kurangnya permodalan yang dimiliki petani swadaya untuk mengolah lahannya, kurangnya pengetahuan petani tentang budidaya teknis bertanam kelapa sawit, masih adanya petani yang menggunakan bibit tidak bersertifikat resmi dari Balai benih dan masih kurangnya daya beli sarana dan prasarana di lapangan.
“Untuk mengurangi permasalahan diatas kami selaku instansi yang memiliki kewenangan selalu mencari sumber sumber pendanaan dalam bentuk APBN,APBD-Prop dan APBD-Kab serta dari BPDPKS dan juga selalu menghimbau untuk perusahaan agar selalu memperhatikan masyarakat sekitar dan mengupayakan bantuan-bantuan baik dalam bentuk fisik dan non fisik sehingga kesejahteraan dapat dicapai,” ujar Agung.***(achir)