
SegmenNews.com- Penampilan moderator debat perdana capres-cawapres antara Prabowo-Hatta versus Jokowi-JK, Zainal Arifin Mochtar semalam banyak dikritik. Salah satu kritik datang dari musisi yang juga pentolan band Gigi, Armand Maulana.
Armand melontarkan kritikan melalui akun Twitternya, @armandmaulana. Dia menganggap moderator terlalu banyak ngatur jalannya debat tersebut.
“Ah ini moderator kok terlalu banyak ngatur ya.. Yang penting ya calon, katanya debat capres cawapres yaa kalo disela mulu sama moderator mah bukan debat atuh,” tulis Armand semalam.
Namun setelah produser SCTV yang bertanggung jawab dalam program Debat Capres, Ryan Wiedaryanto menuliskan tentang suasana riuhnya penonton debat capres hingga dia mencoba menenangkan penonton, Armand akhirnya berani untuk meminta maaf kepada Zainal. Dia langsung meminta maaf yang langsung ditujukan pada akun Twitter Zainal Arifin Mochtar.
“Saya minta maaf ke moderator debat capres @zainalamochtar karena saya kemarin sudah nyela dia di twitter, ini keterangan dari produsernya,” tulis Armand, Selasa (10/6).
Berikut tulisan Ryan dalam akun jejaring sosial Path untuk mengklarifikasi kritikan terhadap Zainal, yang dosen Fakultas Hukum UGM itu.
“Seru saat orang banyak sok tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi di debat capres dan cawapres.. Saya pengen cerita.. Moderator berkali-kali mengatakan tata tertib menonton karena di dalam Sarbini (gedung digelar acara tersebut) suasana ‘panas’, tapi memang tak kami tayangkan di layar.
Bahkan atmosphere audience kami jaga agar suara-suara kasar tak terdengar di televisi, namun percayalah hal itu jelas sekali di dalam Sarbini.
Atas kekurangan beliau (moderator) yang seorang cendikiawan (bukan broadcaster) yang dipilih oleh KPU, saya sebagai produser angkat topi dan salut. Karena dengan cara beliau lah debat lancar sampai akhir, dan kekisruhan tak terjadi,” tulis Ryan.***
Red: hasran
Sumber: ©kapanlagi