Gara gara Kebakaran Hutan, Gajah Sumatera Mengamuk

Gajah mengamuk (ilustrasi republika)
Gajah mengamuk (ilustrasi republika)

Pekanbaru(SegmenNews.com)– Tidak hanya area hutan terbuka dan lahan, daerah kawasan habitat gajah Sumatera seperti Taman Nasional Tesso Nillo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan, Riau turut terbakar. Dampaknya membuat kelompok gajah di kawasan yang dilindungi negara ini mengamuk.

Keberingasan hewan bertubuh bongsor ini beberapa kali membuat proses pemadaman kebakaran yang dilakukan TNI AD terhambat.

Komandan Regu Komando Strategi Angkatan Darat (Konstrad) Sersan Kepala Dian Syaifullah yang melakukan pemadaman di TNTN mengungkap, pasukan terpaksa mundur saat kawanan gajah mengamuk.

“Kawanan gajah itu mengamuk karena daerahnya terbakar. Gajah tersebut menggeluarkan suara-suara keras. Ini membuat prajurit terpaksa mengindar saat bertemu gajah yang lagi mengamuk,” ucap Dian Syaifullah.

Dia yang memimpin sembilan prajurit dari Konstrad sudah bertugas memadamkan kebakaran sejak 20 Oktober 2015. Dari pantaunnya, banyak daerah TNTN yang ludes terbakar. Pihak TNI juga sedang mencari tau pelaku pembakaran di area hutan konservasi ini.

Tidak hanya mengeluarkan suara keras, kelompok gajah liar penghuni kawasan TNTN juga merusak areal perkebunan sawit. “Gajah gajah itu mengamuk dan mencabuti pohon sawit, yang nampaknya belum lama dibakar lalu ditanami sawit itu,” ungkapnya.

Dia menegaskan, saat ini wilayah yang menjadi kosentrasi pemadaman berada di Bukit Apolo di Desa Bagan Limau Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. “Pasukan sebenarnya ingin bermalam di lokasi agar penanganan kebakaran segera tuntas. Namun, karena daerah tersebut rawan gajah yang mengamuk, terpaksa kita menginap di tempat yang lebih aman,” ungkapnya.

Taman Nasional Tesso Nilo memiliki luas 83 ribu hektar. Namun dalam 10 tahun terakhir, kawasan yang dilindungi negara untuk habitat gajah sudah porak paranda akibat aksi perambahan besar-besaran. Hampir separuh luas areal TNTN kini jadi perkebunan sawit dan pemukiman penduduk.

Sejak dulu, pihak Kementerian Lingkungan Hidup (LHK) sendiri sudah mengatahui kalau TNTN sudah porak-poranda akibat perambahan. Ini bisa dilihat beberapa kali menteri kehutanan dari berbarapa era presiden meninjau lokasi, namun saat ini tidak ada jalan keluarnya.***(okz/fin)