OPINI
Saat Covid 19 ini banyak masyarakat dirumahkan, masyarakat jadi kebingungan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Bahkan belakangan ini, menyebar video ibu-ibu pedagang yang dilarang berjualan oleh aparat. Dengan nada sedih dan pikiran yang berkecamuk, iapun memberanikan diri memohon perhatian pemerintah.
Sembari mengatakan, diluar ia dikhawatirkan kena covid-19 yang akan berdampak kematian. Namun sebaliknya jika berdiam diri dirumah, ia dan keluarganya juga akan mati kelaparan.
Itu sepenggal cerita masyarakat yang sangat terpukul dengan kondisi saat ini. Dikhawatirkan jika peraturan pelarangan berjualan ini terus berlanjut hingga dua bulan tanpa solusi, maka lambat laun ekonomi masyarakat akan lumpuh.
Melihat kondisi itu, para petani didaerah kita di Pasaman yang subur menunjukkan bahwa Petani Mandiri tak terpengaruh krisis.
Langkah yang kita ambil di Nagari Mandiri ini yakni:
1. Ajak seluruh masyarakat nagari sepakat bahwa nagari kita harus mandiri.
2. Dengan goal ini semangat akan tetap ada bahwa saya anak nagari Mandiri.
3. Hitung luas sawah dan kebun yang kosong atau yang sedang digarap petani.
4. Hitung jumlah KK tiap nagari.
5. Hitung kebutuhan beras setiap KK.
6. Hitung lauk pauk kebutuhan tiap KK.
7. Seluruh sawah digarap bersama, dengan dibayar oleh kas nagari jadi terbuka lapangan kerja.
8. Kas nagari digunakan dana nagari, dipinjamkan.
9. Hasil seluruh sawah padinya digiling jadi beras dan dibagi setiap KK.
10. Kolam ikan juga di isi dengan kas nagari pinjamkan.
11. Hasil ikan dibagi setiap KK kebutuhan ikannya.
12. Jika beras dan ikan surplus dijual ke nagari tetangga untuk jadi kas nagari.
Minimal masalah beras dan lauk pauk, warga nagari tak perlu menahan lapar.***
Oleh: DR.Zulfikri Toguan,SH,MH
(Dosen Fakultas Hukum UIR dan Advokat)
# ZT untuk Pasaman Maju dan Mandiri.