![](https://segmennews.com/wp-content/uploads/2020/10/IMG-20201030-WA0012-300x195.jpg)
Merbau, merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau yang merasakan dampak pembangunan dari pemerintahan setempat.
Kondisi jalan yang miris, terkikis zaman berangsur mulus. Warga bermukim di beberapa desa di Kecamatan Merbau kini bisa bernafas lega.
Sinta Lestari, 17 tahun, warga Desa Meranti Bunting, merupakan seorang pelajar yang merasakan dampaknya, ia kini tak lagi risau ketika laju sepeda motornya mencapai kecepatan hingga 50 Km per jam saat melintasi akses jalan Poros Meranti Bunting- Teluk Belitung.
Dari Desa Meranti Bunting menuju Teluk Belitung sebagai pusat Kecamatan Merbau telah membentang jalan base sepanjang 16,6 kilometer yang pembangunannya menelan dana sekitar Rp40 miliar.
Jalan tersebut melintasi sejumlah desa, yakni Desa Pelantai, Desa Anak Kamal, dan Desa Mekar Sari. Jalan yang lebar tersebut bukan hanya bisa ditempuh oleh warga menggunakan sepeda motor tetapi juga mobil.
Padahal dulunya mobil merupakan jenis kendaraan paling langka di daerah ini mengingat parahnya kondisi jalan. Masyarakat bisa berkendara dengan nyaman dan tak banyak waktu terbuang hanya gara-gara terhambat lubang.
Praktis, karena sudah mulus, pelajar kelas XII SMK diTeluk Belitung ini tak lagi melihat lubang jalan yang sebelumnya tersebar merata di sepanjang jalan yang kanan kirinya mayoritas berupa hamparan hutan karet itu. Bebatuan yang terserak tak beraturan hampir di sepanjang jalan dan berpotensi membahayakan pengendara juga hilang.
Debu yang biasanya mengganggu pandangan mata, terlebih saat musim kemarau juga lenyap. Dan bisa dipastikan, saat musim penghujan juga tak ada lagi kubangan air yang menutupi lubang jalan tersebut.
Kejadian pengendara sepeda motor yang terjungkal dan baut serta perlengkapan motor yang copot karena melibas jalan yang kondisinya rusak parah beberapa tahun lalu juga tinggal cerita saja.
“Kalau sekarang lancar. Dulu kondisinya seperti jalan di dasar sungai dengan batu berjejeran tak beraturan,” kata Sinta Lestari.
Sinta Lestari bukan satu-satunya warga Desa Meranti Bunting yang menimba ilmu di ibukota Kecamatan Merbau itu. Namun ada juga sejumlah pelajar lain, meski beda desa. Tapi tak semuanya “berani” seperti Sinta Lestari yang tiap hari melintasi akses jalan yang sangat panjang.
Ada beberapa pelajar yang lebih memilih indekos atau tinggal dirumah saudaranya dengan alasan jarak tempuh yang jauh serta kondisi jalan rusak parah. Namun kini kondisinya berbeda. Akses jalan yang berubah jadi mulus dan nyaman itu kini sangat mudah dilalui.
Infrastruktur jalan ini sangat menunjang aktivitas pendidikan, perekonomian hingga sosial budaya warga beberapa desa di kecamatan tersebut. Hasil pertanian ladang hingga hewan ternak seperti kelapa, pisang, padi hingga ayam diangkut ke ibukota Kecamatan Merbau melalui akses jalan itu. Begitu juga sebaliknya.
Aneka barang hingga kebutuhan harian lainnya seperti para pedagang dari beberapa desa juga melewati akses jalan itu. Aktivitas ini yang membuat gairah perekonomian sejumlah desa terus menggeliat.
“Jika kondisi jalan tersebut kian rusak parah atau bahkan tak bisa dilewati maka akan berdampak pada geliat perekonomian, pendidikan hingga sosial budaya warga dibeberapa desa. Ongkos yang harus dikeluarkan warga juga bisa membengkak. Sebab mereka harus memutar ke jauh yang jaraknya bisa mencapai puluhan kilometer,” ujar salah satu pedagang, Ismail.
Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan mengatakan upaya yang dilakukan Pemkab itu sangat membantu masyarakat. Menurutnya infrastruktur jalan yang bagus akan menunjang pertumbuhan ekonomi dan beragam sektor lain di Kecamatan Merbau.
Dengan akses jalan yang semakin baik, pihaknya akan berupaya mengejar ketertinggalan pembangunan lainnya, baik dari aspek infrastruktur maupun sumber daya manusia.
Pembangunan jalan yang signifikan sejak Kepulauan Meranti menjadi daerah otonom berpisah dari Kabupaten Bengkalis, disambut gembira oleh masyarakat. Mereka mengapresiasi kinerja Pemkab Kepulauan Meranti di bidang bina marga tersebut.
Pembangunan jalan poros dengan base berkualitas tinggi telah dilakukan hampir di seluruh pulau-pulau besar di daerah ini yakni di Pulau Tebing Tinggi yang memiliki tiga kecamatan (Tebingtinggi Timur, Tebingtinggi dan Tebingtinggi Barat), Pulau Rangsang dengan tiga kecamatan (Rangsang, Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir) dan Pulau Padang dengan Kecamatan Tasik Putri Puyu dan Kecamatan Merbau. Hanya di Pulau Merbau yang belum
Gencarnya pembangunan infrastruktur menyuntikkan harapan baru bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Kerja keras Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dalam satu dekade memperlihatkan hasil yang sangat menggembirakan.
Dalam 10 tahun terakhir pembangunan jalan memang gencar dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti, terutama jalan poros yang menghubungkan antar kecamatan dan desa. Dalam kurun waktu itu, daerah yang dimekarkan pada 19 Desember 2008 ini telah membangun 929,41 kilometer jalan.(Ags)