Ratusan Hektar Padi Musim Tanam 2020 di Meranti Terancam Gagal Panen

Meranti(SegmenNews.com)- Ratusan hektar padi masyarakat di beberapa desa di Kabupaten Kepulauan Meranti terancam gagal panen akibat terendam banjir.

Air yang menggenangi tanaman padi milik masyarakat itu terendam dikarenakan curah hujan tinggi dan ditambah dengan intrusi air pasang laut (banjir Rob) yang memang menjadi langganan pada akhir tahun.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Peternakan (DKPTPP) Kepulauan Meranti, Arif Rahman Hakim yang dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan padi petani yang terancam gagal panen seluas 119 hektar.

Arif merincikan ratusan tanaman padi yang terendam banjir itu tersebar di enam desa di tiga kecamatan diantaranya di Kecamatan Rangsang Barat terdapat di Desa Bina Maju dan
Desa Anak Setatah masing-masing seluas 20 hektar. Di Kecamatan Rangsang Pesisir terdapat di Desa Kedabu Rapat seluas 40 hektar di Kecamatan Merbau terdapat di
Desa Meranti Bunting seluas 28 hektar dan di Kecamatan Tebingtinggi Timur berada di Desa Tanjung dan Desa Lukun masing-masing 5 dan 6 hektar.

Dia mengatakan, banjir yang menggenangi padi sudah berlangsung selama beberapa hari. Jika sudah terendam banjir, kata Arif, otomatis padi tidak bisa lagi dipanen atau dimanfaatkan.

“Banjir diakibatkan pasang air laut ditambah dengan intensitas hujan yang tinggi. Kalau di Desa Meranti Bunting seluas 28 hektar sudah dipastikan gagal panen karena terendam air asin. Sementara untuk di desa lain kondisinya masih tergenang air. Kalau tergenangya lama dan air lambat turun disana kemungkinan ada kegagalan dan kita masih menunggu,” kata Arif Rahman.

Dikatakan padi yang terendam banjir saat ini merupakan musim tanam yang kedua kalinya pada tahun 2020, diperkirakan pada awal tahun mendatang warga sudah panen.

Hal ini tentunya membuat sebagian petani di kabupaten termuda di Riau ini mengalami kerugian yang cukup besar.

“Biasanya warga ada yang panen dua kali bahkan ada yang tiga kali dalam setahun dan sebentar lagi biasanya sudah bisa panen. Ini bukan banjir yang seperti biasanya, ini termasuk bencana alam, jadi penanganannya juga ekstra lebih besar,” ungkap Arif.

Dengan adanya bencana ini, tentu saja program yang ditargetkan sebelumnya oleh Bupati Kepulauan Meranti yakni akan swasembada beras pada tahun depan akan gagal.

“Saya menargetkan 2021 Kepulauan Meranti akan swasembada beras. Untuk itu Dinas Pertanian dan instansi terkait harus berusaha lebih keras menambah lahan padi seluas 2000 hektar lagi pada tahun-tahun berikutnya,” pintanya.(Ags)