Kadisperindag Siak Akan Panggil Pemilik SPBU

hearing-dprd-siakSiak (SegmenNews.com) – Keresahan masyarakat terkait sering
habisnya pasokan Bahan Bakar Minyak
(BBM) di beberapa SPBU yang ada di
Kabupaten Siak, ternyata juga turut di
rasakan oleh salah seorang Anggota DPRD
Kabupaten Siak, Marudut Pakpahan. Ia
menyayangkan persoalan ini dibiarkan
berlarut-larut tanpa ada solusi yang
kongkrit dari dinas terkait guna
mengatasi persoalan ini.
” Lihat saja SPBU yang ada di Kilo 11
itu, dari dulu SPBU itu selalu tutupnya
cepat. Saya tidak pernah melihat ada
BBM disana, karena lebih sering tutup.
Kalau memang lebih sering gak ada
minyak, buat apa, bila perlu dinas
terkait harus mengevaluasi ijinnya,”
Ujar Anggota DPRD Siak ini.
Lanjutnya, Ia juga menerima laporan
dari masyarakat mengenai adanya
permainan yang dilakukan oleh pihak
SPBU dengan pengecer. Meski secara
kuantitatif jumlah pengecer itu
sedikit, namun jika dikumpulkan maka
akan menjadi banyak, tentunya pasokan
BBM di SPBU itu juga akan semakin cepat
habis.
” Jika memang persoalannya habisnya BBM
di SPBU itu dikarena SPBU dan pengecer
yang bermain, maka seharusnya
Disperindag dan Pihak Kepolisian bisa
melakukan koordinasi dalam mengawasi
penjualan BBM ini. Disperindag juga
harus membuat aturan, dimana jarak
antara pengecer dengan SPBU itu minimal
1 Kilo meter,” Ujar Anggota Komisi II
DPRD Siak ini kepada tribun, Selasa
(1/10).
Meskipun demikian, Marudut menilai
permasalahan sering habisnya BBM di
beberapa SPBU itu tidak bisa dilihat
hanya dari satu sisi saja. Namun
demikian, seharusnya Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Siak tidak membiarkan persoalan ini
berlarut-larut. Disperindag Kabupaten
Siak harus memanggil pemilik SPBU ini
untuk mencari akar permasalahan apa
yang sebenarnya yang menyebabkan BBM di
beberapa SPBU yang ada di Kabupaten
Siak ini sering habis.
Selain ditenggarai karena aksi main
mata anatar pihak SPBU kepada pihak
pengecer yang menjual BBM tersebut,
Anggota DPRD Siak dari Frkasi PDI-
Perjuangan ini menilai ada beberapa
faktor lain yang mungkin menjadi
penyebab sering habisnya BBM di
beberapa SPBU. Pertama Apakah jumlah
pasokan BBM yang dikirim pertamina
kepada pihak SPBU telah sesuai dengan
pasokan yang diminta oleh SPBU.
Kedua, keterlambatan itu mungkin juga
dikarenakan jarak antara Depot
Pertamina dengan SPBU itu cukup jauh,
sehingga sering terjadi keterlambatan
dalam melakukan pengisian.
” Disinilah peran Pemerintah dalam hal
ini Disperindag, Contoh SPBU Bunga
Raya, seharusnya mereka mencari solusi
dari permasalahan itu, ” Kata Marudut.
Ditanya apakah sering habisnya BBM di
beberapa SPBU itu karena jumlah SPBU
yang tidak sebanding dengan Jumlah
Penduduk Siak, Ia menilai jumlah SPBU
di Siak sudah cukup memadai, karena
pembangunan SPBU itu juga dilakukan
dengan melalui pertimbangan dari data
statistik yang ada.
Dilain pihak kepala Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Siak, Wan
Bukhari menjelaskan, dalam waktu dekat
pihaknya akan segera memanggil pemilik
SPBU yang ada di Kabupaten Siak guna
membicarakan kembali perihal sering
habisnya minyak di beberapa SPBU
tersebut.
” Kita akan mengadakan rapat dengan
para pemilik SPBU. Selain itu, kita
juga akan melakukan koordinasi dengan
pihak Kepolisian dalam melakukan
pemantauan di beberapa SPBU terkait
penjulan BBM yang dilakukan pihak
SPBU,” Ujar Kadisperindag Kabupaten
Siak, Wan Bukhari kepada tribun.
Terkiat adanya laporan warga terkait
pembelian BBM Yang dilakukan oleh
pengecer dengan melakukan modifikasi
pada kendaraan bermotornya, khususnya
pada tanki minyak kendaraannya, Wan
Bukhari berharap, Kapolres Siak yang
baru bisa membantu dalam melakukan
penindakan kepada pemilik kedaraan yang
melakukan modifikasi tersebut.
” Modifikasi itu kan ada aturannya,
jadi modifikasi itu bukan semabarangan,
saya berharap kepada Pihak Kepolisian,
khususnya Kapolres Siak bisa menindak
pelaku tersebut,” Jelas Kadisperindag
Kabupaten Siak ini.
Namun Wan Bukhari menilai, selain
permasalah itu, permasalahan krusial
yang menjadi penyebab sering habisnya
BBM di SPBU itu adalah terkait
kesulitan modal yang dialami oleh
pemilik SPBU. Hal itu terjadi sejak
terjadinya kenaikan harga BBM. Ditambah
lagi beberapa pembeli tetap di SPBU itu
sering Bon atau mengutang.