Bupati Siak Buka Bulan Bhakti IBI KB-Kes Tingkat Riau

Bupati Siak H Syamsuar, ketua IBI KB-Kes Pusat dan peserta berfoto bersama
Bupati Siak H Syamsuar, ketua IBI KB-Kes Pusat dan peserta berfoto bersama

Siak (SegmenNews.com)– Bupati Siak H Syamsuar memukul gong sebanyak dua kali sebagai pertanda dibukanya Pencanangan Bulan Bhakti IBI KB Kesehatan Tingkat Provinsi Riau Dan Tingkat Kabupaten Siak di Desa Pinang Sebatang Timur Kecamatan Tualang, Kamis (27/3/14).

Turut hadir pada kesempatan tersebut Kepala BKKBN Pusat yang diwakili Inspektur Utama Dra. Mieke Selfia Sangian selaku Pembina Wilayah, Ketua IBI Pusat Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes, Wakil Bupati Siak H. Alfedri, Kepala BKKBN Provinsi Riau, Ketua TP PKK Siak Hj. Misnarni Syamsuar, serta Forkopimda Siak.

Pada kesempatan tersebut Bupati Siak H Syamsuar membacakan pidato Gubernur Riau menyambut baik baik diadakannya pelaksanaan Bulan Bakti Pencanangan IBI KB Kesehatan ini, sebagai rangkaian dari kegiatan Peringatan Ulang Tahun Ikatan Bidan Indonesia ke 63. Pada tahun ini mengambil tema “Penguatan Profesi untuk mempersiapkan Generasi yang Berkualitas” sekaligus mendukung percepatan pencapaian MDG’s tahun 2015.

Selanjutnya Bupati mengatakan bahwa, angka kematian Bayi dan angka kematian Balita dari tahun ketahun telah mengalami perkembangan yang signifikan, namun perlu saya ingatkan kembali bahwa tahun 2015, yang merupakan pengukuran target kerja indicator MDG’s tinggal didepan mata, sehingga tepat sekali hari ulang tahun Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Riau kali ini mengambil tema yang saya sebutkan tadi.

Angka kematian Ibu (AKI) banyak disebabkan oleh empat yaitu, terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu dekat jarak kelahiran antara satu anak dengan anak yang lainnya, terlalu sering dan juga terlalu tua untuk melahirkan.

Dengan ikut ber KB bisa mengurangi tingkat kematian ibu, karena dengan ber-KB pasangan usia subur (PUS) bisa memilih, menunda dan menjarangkan atau membatasi jumlah kelahiran.

Seiring dengan menurunnya angka kematian ibu, maka hal ini juga akan diikuti oleh nenurun angka kematian bayi dan juga angka kematian Balita, karena menurut pakar dan berdasarkan hasil penelitian kematian seorang ibu sangatlah berpengaruh terhadap kesehatan dan kehidupan anak-anaknya.

Berhubungan dengan program KB yang mempunyai tujuan disamping mengendalikan laju pertumbuhan penduduk juga bertujuan mengurangi tingkat kematian ibu, mengurangi tingkat kematian bayi, mengurangii kematian balita, memberikan perlindungan kesehatan reproduksi, perlindungan hak ibu dan anak dan juga perlindungan terhadap kehamilan yang tidak diinginkan.

“Perlu saya sampaikan bahwa berdasarkan hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI 2012) angka unmetneed PUS yang tidak ingin menambah jumlah anak, tapi tidak ber-KB masih tinggi yaitu sebesar 11,8 persen sementara angka pemakaian kontrasepsi secara aktif masih berkisar 54,0 persen,”

Menurutnya angka-angka ini menunjukkan bahwa kita harus lebih bekerja keras lagi untuk mengurangi angka unmet need tersebut dan meningkatkan pemakaian konstrasepsi secara berkualitas agar tujuan meningkatkan derajat kesehatan ibu di provinsi Riau akan tercapai.

Bidan dipelosok-pelosok desa adalah ujung tombak terhadap keberhasilan pencapaian target-target MDG’s khususnya yang berhubungan dengan angka kematian ibu, angka kematian bayi dan angka kematian balita. Dengan pelayanan bidan secara berkualitas kita harapkan jumlah akseptor KB semakin menigkat dan target MDG’s pun tercapai.

Ini juga sesuai dengan slogan dimana ada bidan disitu ada KB dan dimana ada KB disitu ada bidan. Melalui peran bidan dalam penurunan angka kematian ibu diharapkan bidan dapat menyampaikan pesa “2 anak cukup” serta menghindari “4 terlalu” kepada masyarakat.

“Dengan kerja keras, dengan kebersamaan kita semua, saya mengharapkan target pencapaian MDG’s yang dipatok harus tercapai pada tahun 2015 dapat kita wujudkan,” Jelas Bupati.

Kepala BKKBN Pusat yang diwakili oleh Inspektur Utama Dra Mieke Selfia Sangian mengatakan, Kabupaten Siak memberikan kotribusi kepada Nasional, melalui program PKK yang menjadi contoh bagi Nasional, melalui Bina Keluarga Balita, dan Ekonomi produktif.

Indonesia tercatat memiliki penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa sensuai sensus tahun 2010, dengan peningkatan pen 1,49 persen. Pertambahan penduduk 3,4 juta per tahun..

Jumlah penduduk menjadi Modal tetapi akan menjadi ancaman kalau tidak berkualitas. Dari jumlah tersebut juga terdapat problem dari segi kuantitas penduduk sesuai UU Nomor 02 tahun 1999.

Sambutan Ketua IBI Pusat, Dr Emi Nurjasmin Mkes mengatakan IBI merupakan garda terdepan pelayananan kesejatan IBU anak dan reproduksi dan KB. Sebagai kebijakan Pemerintah Kabupaten dan Dinas kesehatan program satu desa satu bidan.

Hampir semua daerah di Indonesia ada bidan. Kontribusi bidan, hampir 80 persen pelayanan kesehatan masyarakat dilayani bidan, 76 persen bidan pelayanan keluarga berencana oleh Bidan. 63 persen persalinan ditolong oleh bidan.

Dari statistik ini kami dari IBI, memberikan kontribusi nyata dalam pelayan kesahatan termasuk KB, yang selanjutnya akan dilkakasnakan di semua daerah dari provinsi hingga kabupaten. Setiap tahun target bulan bakti IBI, sangat berarti untuk meningkatkan pelayan KB.

Terutama mendekatkan pelayanan Kb di daerah terpencil, yang tidak terlayani, oleh KB dan Bidan selalu memberikan informasi jelas, sehingga ibu ibu bisa memilih alat KB yang terbaik.***(rinto/hms)