Selatpanjang(SegmenNews.com)- Keluhan dari sejumlah petani di Kecamatan Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir terkait murahnya harga jual beras di tingkat pengepul, mendapat tanggapan positif dari Pemkab Meranti.
Melalui Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop-UKM) setempat, berencana akan membantu para petani melalui program membuat kemasan.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop-UKM), Syamsuar Ramli, saat dikonfirmasi terkait permasalahan tersebut mengaku wajar jika harga jual beras produksi petani meningkat setelah sampai di Selatpanjang.
Selain ditambah ongkos angkut, persoalan tidak ada kemasan dan lainnya juga turut memicu kenaikan harga beras di tingkat pengepul. Karenanya, para tahun 2016 nanti pihaknya akan membuat satu program dalam membantu para petani.
“Setelah ditambah ongkos angkut, kemasan dan lain-lain, wajar saja harga segitu. Tapi kita tidak akan tutup mata dalam persoalan ini. Tahun depan kita akan coba bantu dengan membuatkan kemasannya, sehingga harga beras petani kita tidak bisa lagi dimainkan pengepul,” sebut Kepala Disperindag Meranti itu, Kamis (12/3/2015).
Mencuatnya persoalan harga beras lokal ini setelah salah seorang petani padi di Desa Binamaju, Kecamatan Rangsang Pesisir, M Sanusi, secara lantang mengeluhkan kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang datang berkunjung ke Desa Binamaju, Rangsang Barat, Kepulauan Meranti beberapa waktu lalu.
Pada sesi dialog dengan menteri, dipaparkan Sanusi bahwa saat ini harga jual beras produksi petani hanya Rp6.800 hingga Rp7.000 per kilogram. Sedangkan di Kota Selatpanjang harga jual beras ini kepada konsumen meningkat mencapai Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per kilogramnya.
“Terkadang di situ para petani merasakan sakit pak, karena harganya terlalu murah. Kami mohon ada solusi dari pemerintah,” keluh Sanusi ketika itu.***(heri/kpr)