Pilot Asing Tak Patuhi Arahan Petinggi Lanud Pekanbaru

Pilot Asing Tak Patuhi Arahan Petinggi Lanud Pekanbaru
Pilot Asing Tak Patuhi Arahan Petinggi Lanud Pekanbaru

Pekanbaru(SegmenNews.com)- Keberadaan pesawat air traktor bantuan Kementerian Lingkungan Hidup untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Riau menimbulkan masalah. Pilot asing yang membawanya berulah, dan tak mematuhi arahan dari petinggi Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

“Pilot tidak mematuhi rencana pemadaman dari udara atau water bombing,” tegas Tim Satgas Udara Kebakaran Hutan dan Lahan, Kapten Yudi Amariza, di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin (7/9/2015).

Menurut Kapten Yudi, pilot pesawat ini berjanji mampu terbang diketinggian 500 feet. Setelah itu, pilot terbang tanpa site plane yang sudah disiapkan untuk pemadaman.

“Saya tegur keras. Dia terbang bukan ke daerah yang kita tunjuk, tapi ke daerah kawasan Kamov yang telah ke sana. Dia melanggar. Terbang tidak bisa bohong. Mohon dikaji ulang (keberadaannya),” tegas Kapten Yudi.

Menurut Yudi, pesawat yang dipiloti warga asing ini sedianya membantu pemadaman dari udara dengan water bombing. Namun sang pilot, tidak mampu melaksanakannya.

“Pemadaman yang seharusnya dilakukan di titik tertentu, tidak dilakukan. Malah terbang melintas di kawasan terbang dan melakukan water bombing yang dilakukan oleh helikopter lain.

Kapten Yudi menyebutkan, pekan lalu air traktor ini diminta untuk memadamkan titik api di Rimbo Panjang. “Sudah diminta ke Rimbo Panjang ketika itu, ada pak PLT Gubernur juga kemarin meninjau di sana, tetapi malah tidak ke sana,” ungkapnya.

Atas dasar inilah kemudian, Komandan Kebakaran Hutan dan Lahan Brigjen TNI Nurendi langsung merespon dan menginstruksikan untuk menyurat Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengembalikan pesawat yang diterbangkan pilot asing tersebut.

“Mungkin diputuskan saja, tidak usah beroperasi, dikembalikan saja. Kalau terjadi sesuatu tambah masalah lagi. Bukan orang kita lagi (pilotnya). Bikin suratnya, dikembalikan,” tegas Danrem 031/Wirabima ini.

Dengan rencana pengembalian air traktor tersebut, praktis pemadaman melalui udara hanya dilakukan tiga unit helikopter. Ketiganya terlebih dulu telah melakukan operasi pemadaman titik api melalui udara, atau bom air.***(knc/lipo)