Pemkab Rohil Tergetkan Tahun 2015-2019 Bebas Filariasis atau Penyakit Kaki Gajah

Pemkab Rohil Tergetkan Tahun 2015-2019 Bebas Dari Filariasis atau penyakit kaki gajah.
Pemkab Rohil Tergetkan Tahun 2015-2019 Bebas Dari Filariasis atau penyakit kaki gajah.

Rohil(SegmenNews.com)- Kita menyadari bahwa saat ini penyakit kaki gajah ditemukan sebanyak 42 orang di Rokan Hilir, namun kita harapkan tahun 2015-2019 Rohil terbebas dari penyakit Filariasi penyakit Kaki Gajah.

Menteri Kesehatan RI Nila F Moeluk mencanangkan Kampanye Nasional Bulan Eliminasi Penyakit Kaki Gajah (Filariasis) tahun 2015 di Lapangan Dinas Kesehatan Rohil pada tanggal 1 Oktober 2015.  Kegiatan tersebut merupakan momentum dalam mewujudkan Indonesia Bebas Kaki Gajah pada tahun 2015/2019.

Dalam Sambutannya Menteri Kesehatan RI Nila F Moeluk mengatakan, secara garis besar tahun lalu penyakit kaki gajah pada 2014 sebesar 19,6 persen dan tahun 2015 menjadi empat persen, diharapkan tahun 2016 Indonesia khususnya Kabupaten Rokan Hilir terbebas dari penyakit tersebut.

“Perlu saya ingatkan, penyakit kaki gajah ini harus ditanggapi secara baik, karena penyebabnya akan jadi kecacatan permanen bagi penderita dan tentu dapat menimbulkan masalah sosial ekonomi,” kata Nila.

Ia menjelaskan bahwa daerah endemia penyakit kaki gajah yakni Propinsi NTT, namun pemberian obat Filariasi setiap tahun tetap dilakukan.

Pusat dan Daerah Harus Kerjasama 

Bupati Suyatno menemui salah satu warga yang terserang penyakit filariasis
Bupati Suyatno menemui salah satu warga yang terserang penyakit filariasis

Dengan demikian ia meminta secara seksama baik Pemerintah Pusat, Provinsi maupun Kabupaten agar bisa saling kekerjasama dalam hal memberantas penyakit kaki gajah.

“Saya yakin kalau seksama secara perlahan Indonesia terbebas dari penyakit kaki gajah, makanya pemberian obat Filariasis sangat tepat dan perlu dilakukan secara berkelanjutan,” pesan Menkes.

Bupati Rohil H Suyatno Amp dan Ketua DPRD Rohil Nasruddin Hasan ketika menemui dua orang penderita pekanyakit Kaki Gajah

Bupati Rokan Hilir H Suyatno Amp menilai, penyakit kaki gajah ini tidak bisa ditolerir begitu saja, dengan demikian segala bentuk upaya harus dilakukan salah satunya dengan memberikan obat filariasis.

“Ini salah satu langkah efektif dan Rohil sendiri sudah memberikan obat Filariasis yang dimulai sejak tahap pertama (2012) hingga tahap ke empat (2015),” sebut Bupati.

Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir, menemukan puluhan penderita filariasis atau kaki gajah di Kecamatan Bangko, Batu Hampar dan Pasir Limau Kapas yang rata-rata berusia 2-75 tahun.

Masih kata Bupati Rohil H Suyatno Amp ketika ia menemui dua orang penderita (Filariasis) penyakit kaki gajah mengatakan, hingga saat ini Rokan Hilir memiliki 42 kasus (Filariasis) yang tersebar di Rokan Hilir. 

Pemkab Rohil sejauh ini sudah melakukan upaya pencegahan penyakit kaki gajah tersebut dengan membagikan secara massal obat pencegahan Filariasis yang dimulai pada tahun 2012 yang lalu.

Sementara itu Suyatno menghimbau kepada petugas kesehatan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahanya penyakit filariasis, hal ini dilakukan guna mencegah merebak nya penyakit kaki gajah di Rohil.

Tak cuma itu, Suyatno juga meminta kepada pihak Kecamatan  untuk terus melakukan gotong royong di setiap daerah , baik itu selokan yang tersumbat, sampah berserakan.  Hal tersebut memicu datangnya seekor nyamuk yang membawa virus filariasis tersebut.

Diskes Cegah Penularan 

Dinkes Rohil Junaidi
Dinkes Rohil Junaidi

Kepala Dinas Kesehatan Rohil Dr,H Junaidi Saleh mengatakan, telah ditindak lanjuti penanggannaya melalui dinas kesehatan.

Diskes sendiri, lanjutnya, sudah melakukan rapat koordinasi dengan puskesmas dan camat dalam upaya pencegahan.

“Kita lakukan pencegahan agar tidak menular dengan memberikan obat pada penderita,” sebut kadis.

Menurutnya, program yang sedang dijalankan diskes sendiri sedang dalam tahap penyelesaian, artinya diskes akan mendistribusikan obat tersebut kependerita. Ditambahkan, dari informasi masih ada 87 Kabupaten lainnya yang saat ini masih dalam tahapan proses penyelesaian.

Secara medis, jelas Junaidi, penyakit kaki gajah disebabkan sekelompok cacing parasit nemtoda yang tergolong sangat superfamilia filarioidea yang berada ditubuh penderita.

Filariasis, menurutnya, bisa menyebabkan Infeksi sehingga berakibat munculnya edema, ataupun bisa disebut gejala  terjadinya elefantiasis, yaitu berupa membesar nya tungkai kaki dan kantung zakar (Skrotum,red), namun demikian gejala pembesaran ini tidak selalu di sebabkan oleh filaresis.   

“Filariasis ini penyakit Kronis, apabila tidak mendapatkan pengobatan, maka dapat menimbulkan cacat menetap, seperti kakinya besar, lengan dan alat kelamin baik laki-lakimaupun perempuan, dan penyakit ini cukup banyak di temukan di Indonesia,” terangnya.  

Masih katanya, penularanya sendiri dapat terjadi melalui gigitan nyamuk bisa dengan mudah menularkan filariasis, dengan darah yang terinfeksi mengandung larva.

Penyakit ini berbeda dengan penyakit malaria dan DBD, dimana Filariasis dapat di tularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus anapheles, culax, mansonia dan lain sebagainya,maka dari itu penyakit ini dapat menular dengan cepat.  

Untuk itu Junaidi menghimbau kepada Masyrakat Rohil untuk menjaga lingkungan dari tempat -tempat nyamuk yang mudah bersarang, karena apa bila lingkungan kita bersih, maka semua penyakit bisa terhindari.***(Advetorial/Humas)