ISIS Serang Kota Marawai Filipina, Indonesia & Australia Susun Perlawanan

Jakarta(SegmenNews.com)- Kelompok Islamic State Of Iraq & Sham (ISIS) mulai masuk ke Filipina. Bahkan ISIS telah menyerang kota Marawi yang berada di wilayah selatan negeri itu.

Juru bicara militer Filipina Brigadir Jenderal Rastituto Padilla mengatakan enam anggota kelompok militan tewas dalam pertempuran di Marawi, Jumat ini.

Di antara anggota militan yang tewas terdapat  warga Indonesia, Malaysia, Singapura, dan beberapa negara lain yang tak disebutkannya.

Calida mengatakan, orang-orang asing itu mendapat panggilan dari ISIS untuk berangkat ke Mindanao dan mendirikan sebuah wilayat atau provinsi ISIS jika mereka tak bisa berperang di Irak atau Suriah.

Padilla menambahkan, sejauh ini 11 tentara, dua polisi, dan 31 orang anggota kelompok militan tewas dalam pertempuran di Marawi yang sudah memasuki hari keempat.

Pertempuran pecah pada Selasa (22/5/2017) setelah tentara menggerebek sebuah rumah tempat persembunyian Isnilon Hapilon, pemimpin kelompok Abu Sayyaf yang kerap menculik warga asing.

Agar ISI tidak masuk ke Negara Indonesia dan tetangga lainnya. Indonesia bersama Australia sepakat melawan pendirian basis ISIS di Filipina.

Hal tersebut dikatakan, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto. Rencananya Indonesia dan Australia akan mengajak Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan New Zealand untuk bergabung bersama melawan ISIS di Asia Tenggara.

“Perbincangan saya dengan Jaksa Agung dari Australia, kita sepakat untuk membangun kebersamaan melawan pembangunan basis ISIS Asia Tenggara di Filipina Selatan. Kita ingin mengajak negara, New Zealand, Australia, Malaysia, Brunei, Filipina bersama untuk memberantas terorisme yang akan berbasis di Filipina Selatan,” kata Wiranto saat menggelar konferensi pers di kantornya, jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (26/5/2017).

Menurut wiranto, kelompok ISIS yang berpusat di Suriah melaksanakan konsep konvergen. Mereka merekrut simpatisan ISIS dari sejumlah negara. Termasuk yang direkrut adalah simpatisan ISIS dari Indonesia, Australia, Rusia, dan China.

Simpatisan ISIS tersebut diajak latihan perang bersama dan didoktrin dengan ideologi bersama. Namun ketika, basis mereka di Suriah dihancurkan oleh kekuatan koalisi negara, kelompok ISIS itu kemudian menjalankan pola divergensi.

Simpatisan-simpatisan ISIS yang sudah terlatih itu disebarkan untuk melakukan teror di negara asal mereka.

“Tatkala basisnya (ISIS) dihancurkan oleh satu kekuatan koalisi negara, mereka kemudian menggunakan pola divergensi, menyebarkan para teroris yang sudah terlatih itu ke negara-negara asal mereka.***

Red: Ran
Source: tribunnews/detik.com