Sistem politik Indonesia terus mengalami perkembangan dan perubahan, tidak hanya dari sisi peraturan tetapi budaya dan struktur politik pun ikut berubah. Fenomena tersebut terjadi seiring dengan situasi dan kondisi politik nasional.
Fakta sejarah membuktikan, bahwa politik di Indonesia telah mengalami banyak perubahan sistem dari mulai demokrasi terpimpin – otoriter hingga demokrasi terbuka memasuki era reformasi.
Tentu perubahan itu berdampak pada kondisi masyarakat tetapi belum signifikan pada terwujudnya kesejahteraan dan keadilan masyarakat.
Selama ini perubahan sistem politik nasional tidak subtansial, Perubahan Undang-undang partai politik, pemilihan umum, pembagian kekuasaan, demokratisasi tidak mampu menjawab permasalahan masyarakat termasuk masalah parpol itu sendiri.
Masalah ini seolah dibiarkan, kader parpol terjerat korupsi, budaya nepotisme, transaksional, pragmatisme dan lain sebagainya berkembang disemua parpol.
Ini sangat menyakitkan bagi rakyat, parpol yang diberikan kepercayaan untuk menjawab permasalahan masyarakat malah menjadi bagian dari masalah.
Maka mau tidak mau partai politik butuh pembaharuan bukan lagi perubahan, pembaharuan dari sistem kaderisasi, sistem demokratisasi, sistem koalisi dan lain sebagainya.
Generasi pembaharuan itu dapat diisi oleh kalangan pemuda yang semangat juang dan idealisme nya masih kuat dan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemuda masih tinggi.
Dalam proses pembangunan bangsa, pemuda memiliki peran strategis dalam melakukan perubahan dan pembaharuan khususnya dalam kehidupan politik.
Sejarah mencatat, pemuda sangat berperan dalam perjuangan melawan imprealisme dan kolonialisme, kita lihat Pergerakan Budi Utomo tahun 1908, persatuan pemuda Indonesia hingga lahirnya sumpah pemuda tahun 1928, inisiator proklamasi kemerdekaan tahun 1945.