Harga Bokar di Riau untuk Pekan Kedua Mei Stabil

Harga Bokar di Riau untuk Pekan Kedua Mei Stabil

Pekanbaru(SegmenNews.com)- Pekan ini, Dinas Perkebunan Provinsi Riau mengumumkan hasil lelang pekebun di daerah tersebut untuk komoditi perkebunan. Selain itu, terdapat berita baik mengenai harga Bahan Olahan Karet Rakyat (Bokar).

“Harga Bokar tetap stabil baik di tingkat petani maupun di beberapa Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Ria,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja di Pekanbaru, Rabu (17/5/2023).

Menurut sumber data yang dirilis pada minggu kedua bulan Mei 2023, untuk harga Bokar di tingkat petani/Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kabupaten Kampar sebesar Rp. 9.275,- per kilogram. Terjadi penurunan sebesar Rp. 275,- dari harga minggu sebelumnya.

Kabupaten Rokan Hulu, harga Bokar ditingkat petani/KUB mencapai Rp. 8.670,- per kilogram. Terjadi kenaikan sebesar Rp. 96,- dari harga minggu sebelumnya.

Kabupaten Rokan Hilir, harga Bokar ditingkat petani/KUB tetap stabil, yaitu Rp. 10.000,- per kilogram, sama dengan harga minggu sebelumnya.

Kabupaten Kuansing, harga Bokar ditingkat Asosiasi Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia (Apkarkusi) mencapai Rp. 10.256,- per kilogram. Terjadi kenaikan sebesar Rp. 157,- dari harga minggu sebelumnya.

Kabupaten Indragiri Hulu, di tingkat UPPB Sumber Makmur, harga Bokar tetap stabil, yaitu Rp. 7.700,- per kilogram, sama dengan harga minggu sebelumnya.

 

Selain itu, di tingkat Kelompok Tani Getah Tender Masjid Al-Ikhlas Pembinaan Bumdes Desa Petani Kabupaten Bengkalis, harga Bokar pada minggu ini sebesar Rp. 9.999,- per kilogram. Terjadi penurunan sebesar Rp. 90,- dari harga minggu sebelumnya.

“Sementara itu, harga Bokar ditingkat pabrik (Gapkindo) KKK 100% tetap stabil pada minggu ini, yaitu Rp. 17.000,- per kilogram, sama dengan harga minggu sebelumnya,” jelasnya.

Dinas Perkebunan Provinsi Riau terus berupaya mendorong peningkatan mutu karet petani di wilayah tersebut melalui penguatan kelembagaan petani karet.

“Hal ini dilakukan dengan mendorong para petani untuk bergabung dalam UPPB, sehingga mutu karet hasil petani menjadi lebih baik dan harga di tingkat petani meningkat,” jelasnya.(*mc)