Hot Spot di Riau 115 Titik, Diprediksi Tetap Terjadi Dua hari Kedepan

kebakaran hutanPekanbaru (SegmenNews.com)– Hot Spot di Provinsi Riau meningkat. Suhu panas yang tinggi didukung tekanan udara rendah membuat jumlah titik panas melebihi angka 100 dalam dua hari terakhir. Bahkan, kondisi ini akan tetap terjadi sampai dua hari kedepan.

“Titik panas di Riau kini mencapai 115 titik,” ungkap Analis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Warih Budi Lestari kepada Tribun, Minggu (16/6/2013).

Titik panas itu tersebar di sepuluh kabupaten/kota dengan rincian, Rokan Hilir 13 titik, Rokan Hulu 3 titik, Dumai 5 titik dan Bengkalis 35 titik. Jumlah titik panas di Bengkalis itu merupakan yang terbanyak di Provinsi Riau.

Selanjutnya di Kabupaten Siak 29 titik, Pekanbaru dan Indragiri Hulu masing-masing satu titik, Kampar tiga titik, Pelalawan 16 titik dan Indragiri Hilir empat titik. Sementara di Kuantan Singingi dan Meranti tidak terpantau satupun titik panas.

Kondisi ini berbeda dibanding sehari sebelumnya. Dimana titik panas hampir terjadi di semua daerah. Hanya di Pekanbaru tidak terdapat titik panas. Berdasarkan data BMKG, di hari itu titik api di Riau mencapai 78 titik. Yaitu di Rokan Hilir tujuh titik, Rokan Hulu enam titik, Dumai satu titik, Bengkalis enam titik, Siak 12 titik, Kampar empat titik, Kuatan Singingi tujuh titik, Meranti dua titik, Pelalawan 23 titik, Indragiri Hulu tujuh titik dan Indragiri Hilir tiga titik.

Sementara di Sumatera, pada hari Sabtu lalu terpantau totalnya 101 titik panas. Dengan rincian di Sumatera Barat tiga titik, Jambi 10 titik, Sumatera Selalatan lima titik, Lampung tiga titik dan Bangka Belitung satu titik.

Menurut Warih, suhu maksimum di Riau kemarin tercatat 34,8 derajad celcius. Ini lebih rendah dibanding sehari sebelumnya yang mencapai 35,2 derajad celcius. Kondisi inilah yang memicu meningkatnya jumlah titik panas. Panas yang cukup tinggi juga bisa mempermudah penjalaran api. Jadi BMKG membuat peringatan lebih kepada pencegahan munculnya titik panas. Pembukaan lahan juga diharap tidak dengan cara membakar.

Meningkatkan titik panas juga membuat kabut asap muncul. Terutama di pagi hari. Meski demikian, kabut asap tersebut belum membuat jarak pandang sempit. Buktinya, pada jam 07.00 Wib sampai 09. Wib kemarin, jarak pandang masih lima kilometer dengan kondisi haze dan smoke. Jam 10.00 Wib sudah meningkat menjadi delapan kilometer dan satu jam kemudian meningkat menjadi 10 kilometer.

Dijelaskan dia, saat ini BMKG juga masih memantau adanya tekanan udara rendah di Laut Cina Selatan atau sebelah timur Filipina. Kondisi ini membuat massa udara tertarik ke daerah gangguan sehingga pembentukan awan hujan terganggu. “Artinya peluang hujan akan kecil. Tekanan udara rendah ini sangat mengganggu sekali bagi Riau,” paparnya.

Di Samudera Hindia atau selamat pulau Sumatera juga masih ada tekanan udara rendah. Tapi gangguan tersebut tidak telalu bepengaruh pada kondisi cuaca di Riau.

Biasanya dengan udara panas peluang angin kencang muncul. Tapi itu terjadi jika ada pertemuan arus angin (konvergensi). Jika tidak ada maka arus angin akan berlalu tanpa gangguan dan tak mengakibatkan angin kencang. Sementara, peluang hujan dianggap sngat kecil.

Kalaupun ada intensitasnya diperkirakan ringan hingga sedang.
Sementara itu, BMKG memantau kondisi tinggi gelombang di sejumlah perairan Riau tergolong normal. Misalnya di Perairan Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Indragiri Hilir dan Meranti, tinggi gelombang berkisar 0,75 hingga 1,25 meter. (*)