Tertipu, Nenek Hadang Bupati Siak

Maimunah menunjukkan surat yang dijanjikan pria yang mengaku ajudan Bupati
Maimunah menunjukkan surat yang dijanjikan pria yang mengaku ajudan Bupati

Siak (SegmenNews.com)- Maimunah 66 tahun nekat menghadang Bupati Siak, Syamsuar, Senin (13/1/14). Nenek itu menagih janji dari pria yang mengaku ajudan Bupati bernama Hartono.

Menurut Nenek itu, dia telah memberikan uang sebesar Rp 11 juta kepada pria yang mengaku ajudan Bupati untuk penyelesaian pembayaran tanah warga dengan PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Desa Penyengat, Kecamatan Sungai Apit.

Kata nenek, Hartono menjanjikan kepada warga menyelesaikan uang ganti rugi lahan seluas 520 Ha, namun untuk meloloskan rencana itu Hartoni meminta uang kepada warga.

“Hartono berhasil meyakini warga dengan menunjukan sebuah surat yang berasal dari PT. RAPP, yang berisi keterangan pembayaran ganti rugi yang akan dilakukan oleh PT. RAPP itu kepada warga senilai Rp. 37.000 per meter persegi. Namun warga harus menyerahkan sejumlah uang kepada Hartono,” terang Maimunah.

Selain mengaku ajudan Bupati, Hartono juga mengaku kepada warga bahwa dia adalah intelijen dari Jakarta.

“Kasihanilah saya pak. Saya ini orang susah, dan uang itu rencana untuk menyekolahakan anak saya,” iba Maimunah yang berhasil menghadang Bupati.

Mendengar pengakuan Maimunah, Bupati sontak kaget, sebab menurut Bupati tidak ada ajudannya yang bernama Hartono yang disebu-sebut nenek itu. Bupati menyarankan agar nenek tersebut membuat laporan kepada polisi.

“Ini penipuan, saya tidak punya ajudan bernama Hartono itu, ibu harus segera membuat laporan kepada polisi,” ujar Bupati Syamsuar.

Namun ungkapan Bupati tersebut membuat nenek semakin sedih, sebab menurutnya Bupati pernah menjanjikan untuk menyelesaikan permasalahan pembayaran ganti rugi lahan dengan pihak PT.RAPP sebelum menjabat sebagai Bupati.

“Saya juga sedih, Bupati hingga kini juga tidak menepati janjinya, padahal dulu sebelum ia terpilih ia berjanji akan menyelesaikan permasalahan ini, namun lihatlah tadi apa yang dia katakan,” keluh Maimunah.***(rinto)