Anak-anak Perlu Dilatih Melihat Penyembelihan Hewan Kurban

Anak-anak Perlu Dilatih Melihat Penyembelihan Hewan Kurban
Anak-anak Perlu Dilatih Melihat Penyembelihan Hewan Kurban

Pekanbaru(SegmenNews.com)- SD & TK HSG Khoiru Ummah Jalan Delima, Pekanbaru, Riau melakukan kegiatan Penyembelihan Hewan Kurban, Rabu (14/9/16), disaksikan anak anak murid.

Dikatakan Pendiri dan Ketua Kurikulum HSG Khoiru Ummah Pusat, Emmi, proses pemotongan hewan kurban perlu diketahui oleh para anak Didik, agar mereka memahami arti Berkurban yang di perintahkan oleh Allah SWT.

“Awalnya kita beritahukan dahulu kepada anak-anak pemahaman betkurban, setelah itu mereka diajak menyaksikan pemotongan hewan kurban hingga pembagian daging kurban. Ternyata anak anak sangat antusias mengikuti prosesi berkurban,” ungkap Emmi.

Dijelaskannya, banyak pembelajaran yang ambil oleh anak anak mulai dari penentuan umur dan jenis hewan yang bisa menjadi kurban. Hingga waktu Berkurban mulai tanggal 10 (hari raya Iedul Adha), 11, 12, dan 13 Dzulhijjah (hari tasyri’). Selain hari itu bukan lagi berkurban.

Setelah disembelih anak anak membagikannya langsung kepada masyarakat disekitarnya termasuk orang tidak mampu.

“Berkurban ini ibadah yang diperintahkan Allah SWT, untuk bertaqorrub kepada Nya, dan tidakada larangan, maka tidak perlu dikhawatirkan dampak buruk dengan catatan diberikan pemahaman,” ujarnya.

Emmi juga menyarankan bagi anak-anak yang masih berumur 4 tahun hanya diberikan pemahaman tanpa menyaksikan Penyembelihan. Sebab diumur tersebut mereka masih sulit untuk mencerna pemahaman tersebut.

Disamping itu, Amir yang juga sebagai Pendiri dan Ketua Kurikulum HSG Khoiru Ummah Pusat menjelaskan bahwa, anak-anak perlu dilatih agar terbiasa melihat darah hewan kurban.

Karena hal itu memiliki nilai pembelajaran yang sangat tinggi dan berharga, di antaranya :
1. Menumbuhkan keberanian jiwa jihad terutama di kalangan ikhwan, sehingga tidak takut dengan tetesan darah.

Besok hari mereka memiliki keberanian menumpahkan darah musuh dari kalangan orang2 kafir di medan jihad. Sebagaimana firman Allah SWT :

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ.

“Hai Nabi, berjihadlah melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan *bersikap keraslah* terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” [QS. At-Taubah : 73].

2. Menanamkan keikhlasan dalam *nilai ibadah*. Bahwa Allah tidak butuh terhadap darah, kulit, daging dan tulang dari sembelihan itu. Tetapi Allah hanya menilai ketakwaan dan ketaatan kalian terhadap perintah Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya :

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

*”Daging-daging kurban dan darahnya* itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridhaan Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” [QS. Al-Hajj : 37].

3. Menanamkan *nilai wihdatul ukhuwah al-Islamiyah* 1sapi buat boleh buat 7orang; dan 1unta boleh buat 10 orang.

4. Menumbuhkan *jiwa sosial*. Berbagi daging kepada masyarakat –miskin– supaya sehat dan kuat, meski dengan gizi tahunan kurban.***(Heri/rls)