Inhil(SegmenNews.com)- Ribuan masyarakat dan jemaah dari Indonesia dan Malaysia berbondong-bondong mengikuti Haul ke-80, Syekh Abdurrahman Siddiq bin Syekh M Afif Al Banjari yang biasanya lebih dikenal Tuan Guru Sapat atau Mufti dari Kerajaan Indragiri.
Kegiatan sakral ini dilaksanakan di Masjid Jami Al Hidayah, Kampung Desa Teluk Dalam, Kecamatan Kuala Indragiri kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, Senin (1/5/17).
Masyarakat dan jemaah yang datang berasal dari Kabupaten Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kota Pekanbaru, Kalimantan bahkan dari negara tetangga Malaysia.
Mereka datang berbondong-bondong menggunakan perahu motor jenis pancung, mendatangi kampung desa Teluk dalam atau biasa dikenal kampung Sapat yang merupakan kawasan wisata religi ziarah makam.
Turut hadir pada acara Haul ke-80 ini, Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rahman, Bupati Indragiri Hilir HM Wardan, Sekretaris Daerah provinsi Riau H Ahmad Hijazi, dan Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Riau Fahmizal Usman.
**Apa itu Haul**
Kata “HAUL” berasal dari bahasa arab, yang artinya satu tahun bermakna genap dua belas bulan. Di tengah-tengah masyarakat muslim di Indonesia istilah “Haul” biasanya diartikan sebagai sesuatu bentuk kegiatan upacara yang bersifat peringatan yang diselenggarakan pada tiap-tiap tahun (setahun sekali,red).
Atas wafatnya seseorang yang sudah dikenal sebagai pemula agama atau seseorang yang dianggap Masyhur, seperti wali, ulama serta para pejuang islam dan lain-lain.
**Sejarah Tuan Guru Sapat Kerajaan Indragiri**
Syekh Abdurrahman Sidiq atau lebih dikenal dengan Tuan Guru Sapat dari Kerajaan Indragiri, adalah penerus generasi ke-5 dari pada Al Arif Billah Maulana Syekh H Muhammad Arsyad.
Yang mana kakeknya ini (Abdullah) cucu seorang Muballigh yang datang dari Magribi ke Filipina dan mendirikan kerajaan islam di Mindano.
“Sang Mufti (Syekh Abdurrahman Sidiq) lahir sekitar pada tahun 1857 di kampung kecil Martapura Kalimantan Selatan. Beliau lahir diakhir masa pemerintahan Sultan Adam Al-Watsiq Billah yang memerintah kerajaan Banjar sejak tahun 1825-1857 M,” kata Ketua Panita penyelenggara Haul ke-80 Dr H M Ali Azhar Mahmud.
Pria yang menjabat Ketua Yayasan Syekh Abdurrahman Sidiq ini menambahkan, Datuknya Tuan Guru Sapat, adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, pengarang berbagai kitab yang masyhur diantaranya Sabilal Muhtadin, yang saat ini menjadi nama masjid Agung terbesar di Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Ulama tanah air sezamannya adalah Syekh Abdusshammad Al Falinbani, Syekh Abdul Rahman Mashri, dan Syekh Abdul Wahab Bugis.
Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq pada tahun 1303 H berprofesi sebagai seorang guru, disela sela waktu dimanfaatkan berdikari sendiri menjadi tukang emas permata yang jujur.
Dari kepandaiannya tersebut pada tahun 1305, sang Syekh berlayar menuju Sumatera, Padang Panjang, Pulau Bangka dan Palembang sekitarnya.
Syekh Abdurrahman, Mufti dari kerajaan Indragiri tinggal di Sapat Indragiri Hilir mulai tahun 1326 H atau 1908 M. Dan mulai menyebarkan agama islam hingga akhir hayatnya pada usia 83 tahun yang menurut kalender Hijiriyah usia beliau sekitar 78 tahun.***(cbc/Ran)